LebihBaik Menyalakan Lilin daripada Mengutuk Kegelapan Kegelapan ada tidak untuk dihujat, dicaci dan dilaknat sedemikian rupa, ambilah lilin kesana membawa penerangan untuk sampai pada keadaan yang lebih baik. by Syafiq Taftazani 4 tahun ago 1 dimusuhi karena tidak bertuhan. Bertuhan dimusuhi karena Tuhannya beda.
Lebihbaik menyalakan lilin daripada mengutuk kegelapan. #solusi #kegelapan #berusaha #membantu #instropeksi #partof #inside #qotd #quote #wednesday
Apakaherti sebatang lilin dalam kehidupan?mungkin soalan ini terlalu remeh untuk ditanya.Sebab,lilin hanya benda yang kecil.Kegunaannya akan kita lihat apabila lampu elektrik di rumah kita padam pada waktu malam.Ketika itu,baru kita merasai betapa berharganya cahaya dari sebatang lilin.Terpadam cahaya lilin,gelap gelitalah persekitara.Oleh kerana itu,meskipun kecil,lilin selalu menjadi barang
Episode#28 - Daripada Mengutuk Kegelapan, Lebih Baik Menyalakan Lilin.m4a. Ada kejadian yang mungkin kita tidak inginkan di dunia ini. Yang bisa kita lakukan adalah menerimanya dengan ikhlas. Ada pepatah "daripada mengutuk kegelapan, lebih baik menyalakan lilin". Apa maksudnya? Silahkan boleh disimak episode ini. 05:26. June 08, 2020.
Tentusebagian dari Anda sudah sering mendengar ungkapan, "Daripada mengutuk kegelapan lebih baik menyalakan lilin." Dari pada mengutuk kehadiran MEA lebih baik menyiapkan diri untuk bisa memenangkan persaingan. Asahlah terus keahlian yang sudah kita miliki, terus berusaha menjadi 10 terbaik di bidang yang kita tekuni. Ketiga, berkolaborasi
Lagian lebih baik kita menyalakan lilin daripada sibuk mengutuk kegelapan, bukan? Kebiasaan itu ada sampai sekarang, bukan hanya kepada anak, tapi kepada siapa saja. Narasi positif itu penting sekali, karena itu akan membentuk perilaku orang di sekitar kita.
. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Betapa mudahnya kita mengutuk, tinggal menyebutkan beberapa suku kata yang masuk blacklist akismet atau filter yahoo maka jadilah kita pengutuk sejati. Objeknya beraneka ragam, mulai dari pekerjaan yang menumpuk , gaji yang telat dibayar, didahului mantan merit kalau istilah Makassar nya dilambung kiri pas belokan tidak pake riting dan weser, hujan, cucian belum kering, macet, becek, gak ada ojek, dan lain sebagainya. Pokoknya segala rupa masalah yang kita hadapi sehari-hari mulai dari masalah yang berat dan membuat otak koslet sampai urusan remeh temeh misalnya sakitnya bulu hidung ketika dicabut. Yap, semua hal berpotensi untuk kita keluhkan. Mengutuk, meratapi, mengeluh atau apapun istilah lainnya dengan konotasi yang sama memang menyenangkan. banyak orang merasa lepas dan lega setelah mengeluarkan semua kosakata itu dari mulutnya. Tapi tunggu dulu, apakah setelah kita mengutuk sesuatu maka keadaan itu langsung berubah? Dari pengalaman hidup kita, mengeluh tidak mendatangkan apa-apa kecuali ketenangan batin yang semu. Ibaratnya ketika menutup mata, semua bayangan dunia menjadi tak terlihat termasuk dengan problema yang kita alami, namun dunia akan tetap sama entah ketika menutup atau membuka mata. Dalam suatu masalah, kita sering mencari-cari kambing hitam dari adanya masalah itu. Dengan demikian, kita bisa lari dan lepas diri dari masalah. Bukan solusi, malah bisa menambah masalah baru. Dalam sebuah ujian atau musibah, kita sering menyalahkan kondisi, menyalahkan diri sendiri, dan orang lain. Dan, sering terlarut dari suasana kegelapan ujian atau musibah itu. Lalu apa yang harus kita lakukan? Seorang bijak pernah berkata would rather light a candle than curse the darkness [1962 Adlai Stevenson in New York Times 8 Nov. 34] Lebih baik menyalakan lilin daripada mengutuk kegelapan. Sebuah kalimat lugas yang diucapkan oleh Adlai Stevenson yang dialamatkan untuk Eleanor Roosevelt begitu sarat akan makna. Ibaratnya ketika kita berada dalam kegelapan, sampai berbusa mulut kita mengumpat dan merutuk, tak akan ada perubahan sampai kita menyalakan sebatang lilin atau alat penerangan lainnya. Berbuat lebih baik daripada sekedar berkata-kata, walaupun dengan kata-kata itu hati dan pikiran cenderung menjadi tenang karena emosi sedikit tersalurkan tetapi jauh lebih baik dan berbahagia kalau masalah itu bisa kita selesaikan sendiri. Walaupun sebatang lilin kecil yang menyala, itu sudah cukup membuat perbedaan dibandingkan kita berdiam diri dalam kegelapan. Lihat Pendidikan Selengkapnya
Oleh Ustadz Fuad Al Hazimi โ Tidak sedikit dari kita yang tersibukkan dengan mengamati pekerjaan orang lain, bukan untuk mengambil ibroh atau membantu menyelesaikan pekerjaannya tetapi justru untuk menunggu kapan orang itu terpeleset dalam kekeliruan atau melakukan kesalahan sehingga ia bisa segera mengkritik dengan kritikan yang tidak jarang melebihi batas yang proporsional. Donasi Situs Islam Arrahmah Arrahmah Care Rp 0terkumpul Sungguh alangkah baiknya jika kita merenungi kata-kata bijak ini yang sejujurnya saya tidak tahu dari mana asalnya dan siapa yang pertama kali mengucapkannya โLebih baik menyalakan lilin daripada mengutuk kegelapanโ โItโs Better to light a candle than curse the darknessโ Atau dalam bahasa Arab nya ุงูุฃูุถู ุฃู ุชุถูุก ุดู
ุนุฉ ู
ู ุฃู ููุนู ุงูุธูุงู
Mengutuk kegelapan tidak akan menjadikan gelap sirna tetapi justru menambah pengapnya suasana hati. Mengecam pekerjaan orang tanpa memberinya solusi juga tidak jarang hanya akan merenggangkan persaudaraan. Karena itu sungguh sebuah pelajaran yang sangat berharga yang diajarkan oleh Amirul Mukminin Umar Bin Abdul Aziz yang menasehati putranya ุณุฃุญูู ูู ูู ููู
ุณูุฉ ูุฃู
ูุช ุจุฏุนุฉ โSetiap hari aku akan menghidupkan satu sunnah dan mematikan satu bidโahโ Dan hasilnya sebagaimana diriwayatkan oleh banyak ulama, Amirul Mukminin Umar Bin Abdul Aziz berhasil menghapuskan bidโah-bidโah yang biasa dilakukan umat Islam di bawah kekhalifahannya hanya dalam waktu dua setengah tahun โฆ!!!! Allah Azza Wa Jalla Berfirman ูููู ููููู ููุนูู
ููู ุนูููู ุดูุงููููุชููู ููุฑูุจููููู
ู ุฃูุนูููู
ู ุจูู
ููู ูููู ุฃูููุฏูู ุณูุจููููุง โKatakanlah โTiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya masing-masingโ. Maka Rabb mu Yang lebih Mengetahui siapa yang lebih benar jalan-Nyaโ. QS Al Israโ 84 ูููููู ุงุนูู
ููููุง ููุณูููุฑูู ุงูููููู ุนูู
ูููููู
ู ููุฑูุณูููููู ููุงููู
ูุคูู
ูููููู ููุณูุชูุฑูุฏููููู ุฅูููู ุนูุงููู
ู ุงููุบูููุจู ููุงูุดููููุงุฏูุฉู ููููููุจููุฆูููู
ู ุจูู
ูุง ููููุชูู
ู ุชูุนูู
ูููููู โDan katakanlah โBekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada Allah yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakanโ. QS At Taubah 105 ูููู ุฃูุนูููู
ู ุจูููู
ู ุฅูุฐู ุฃูููุดูุฃูููู
ู ู
ููู ุงููุฃูุฑูุถู ููุฅูุฐู ุฃูููุชูู
ู ุฃูุฌููููุฉู ููู ุจูุทูููู ุฃูู
ููููุงุชูููู
ู ููููุง ุชูุฒูููููุง ุฃูููููุณูููู
ู ูููู ุฃูุนูููู
ู ุจูู
ููู ุงุชููููู โDan Dia Allah lebih Mengetahui tentang keadaan mu ketika Dia menjadikan kamu dari tanah dan ketika kamu masih janin dalam perut ibumu. Maka janganlah kamu mengatakan dirimu suci. Dialah yang paling Mengetahui tentang orang yang bertakwaโ. QS An Najm 32 Rasulullah shollallohu alaihi wasallam bersabda ุทููุจูู ููู
ููู ุดูุบููููู ุนูููุจููู ุนููู ุนููููุจู ุงููููุงุณู โBeruntunglah orang yang disibukkan dengan mengintrospeksi aib dirinya sehingga tidak sempat mencari-cari aib saudaranyaโ HR. Bazzar dengan sanad Hasan โ Subulus Salam 7/197 ุงููููููู
ูู ุฅูููู ุฃูุณูุฃููููู ุงูุนููููู ููุงูุนูุงููููุฉู ููู ุงูุฏููููููุง ููุงูุขุฎูุฑูุฉูุ ุงููููููู
ูู ุฅูููู ุฃูุณูุฃููููู ุงูุนููููู ููุงูุนูุงููููุฉู ููู ุฏููููู ููุฏูููููุงูู ููุฃูููููู ููู
ูุงูููุ ุงููููููู
ูู ุงุณูุชูุฑู ุนูููุฑูุงุชููุ ููุขู
ููู ุฑูููุนูุงุชููุ ุงููููููู
ูู ุงุญูููุธูููู ู
ููู ุจููููู ููุฏููููุ ููู
ููู ุฎููููููุ ููุนููู ููู
ูููููุ ููุนููู ุดูู
ูุงูููุ ููู
ููู ูููููููุ ููุฃูุนููุฐู ุจูุนูุธูู
ูุชููู ุฃููู ุฃูุบูุชูุงูู ู
ููู ุชูุญูุชูู โYa Allah..! Sesungguhnya aku memohon ampunan dan terbebas dari masalah di dunia dan akhirat. Ya Allah, sesungguhnya aku memohon ampunan dan terbebas dari masalah dalam urusan agama, dunia, keluarga dan hartaku. Ya Allah, tutupilah auratku aibku dan tenangkanlah aku dari rasa takut. Ya Allah! Jagalah aku dari arah muka, belakang, kanan, kiri dan dari atasku, dan aku berlindung dengan kebesaranMu, agar aku tidak dihancurkan dari bawahku dalam kondisi lengahโ HR. Al Bukhari dalam Adabul Mufrad dan dishahihkan Al Albani samirmusa/
Di Indonesia kata-kata ini juga sudah banyak yang mengutip, entah jadi kata pembuka di sebuah pidato atau dijadikan Quotes, seperti misalnya saya gunakan jadi tagline di blog ini.'Kenapa memilih kata-kata itu ? Kenapa bukan bikin kata-kata sendiri' protes seorang kawan. Jawabannya simpel. Saya berharap tulisan-tulisan di blog ini bisa menjadi seperti sebuah lilin yang sedang saya nyalakan untuk menerangi siapa saja yang mau mampir dan membaca KataTatas percaya tulisan-tulisan ini akan menemukan sendiri pembacanya. Seringkali bahkan tanpa disadari saya, sampeyan dan mereka sedang berubah dan bertumbuh menuju generasi pengeluh. Sedikit-sedikit mengeluh....sedikit-sedikit nyinyir...sedikit-sedikit mengutuk...menyalahkan pasangan, menyalahkan orang lain, menyalahkan pemerintah...atau bahkan menyalahkan Tuhan ? Mengeluh koq sedikit-sedikit, kalo kata Cak rupa dan masalah atau urusan remeh temeh seperti cucian belum kering terus tiba-tiba hujan, jalanan yang becek dan gak ada ojek, bahkan sampe urusan lunturnya maskara karena keringetan akibat sepedaan, bisa membuat otak kram dan berpotensi berubah jadi keluhan kutukan.Mengutuk, meratapi, mengeluh atau apapun istilah lainnya dengan konotasi yang sama mungkin memang menyenangkan bagi sebagian besar orang. Banyak orang merasa lepas dan lega setelah mengeluarkan semua kosakata keluhan dan sumpah serapah dari mulutnya atau bahkan dari jempol-jempolnya lewat status dan komentar di media tunggu dulu, apakah setelah kita mengutuk sesuatu lalu keadaan itu langsung berubah? Dari pengalaman hidup kita, mengeluh tidak mendatangkan apa-apa kecuali kepuasan batin yang ketika menutup mata, semua bayangan dunia menjadi tak terlihat termasuk dengan problema yang kita alami, namun dunia akan tetap sama saja entah ketika menutup atau membuka mata. Sama seperti orang yang mabuk minuman keras atau yang pakai narkoba, pada saat dia mabuk dan gak sadar terus meracau, ngoceh dan blank seakan hilang semua masalah dan problem yang dialaminya. Tapi ketika kembali sadar sober, masalah dan problem yang dihadapi tidak terus selesai begitu saja, bahkan kadang malah tambah masalah baru akibat dari mabuknya itu. Akhirnya karena dia merasa bisa bersembunyi dari masalah dengan cara mabuk, ya si pemabuk itu mabuk lagi...begitu aja hidupnya. Jadinya ya ketika saya, sampeyan dan mereka ada dalam suatu masalah, maka yang dicari adalah seseorang...sesuatu atau bahkan sesekor kambing hitam dari munculnya masalah tersebut. Dalam menghadapi masalah, seringkali saya, sampeyan dan mereka bukan mencari solusi untuk mengatasi masalah. Kita lebih cenderung menyalahkan kondisi, menyalahkan diri sendiri, menyalahkan semuanya, lantas marah-marah pada sekitarnya atau bahkan mencoba lari dari misalnya saat saya terjerembab dalam lubang hutang yang tak berkesudahan. Hidup dan kerja cuma gali lubang untuk menutup lubang yang lain, tanpa mau berpikir bahwa kalo besar pasak daripada tiang ya berarti tiangnya yang harus diperbesar...entah bagaimana caranya. Atau solusi lainnya ya mengecilkan pasaknya agar muat dan cocok di itu.....seringkali baik menyalakan lilin daripada mengutuk kegelapan. Ibaratnya ketika kita sedang berada dalam kegelapan malam, yang kita butuhkan adalah cahaya penerang. Maka nyalakanlah cahaya itu, walo cuma sebatang lilin, bukan hanya malah sibuk ngegulutuk, mengumpat, merutuk sampai mulut berbusa tanpa melakukan situasi saat ini, kegelapan sedang menggelayut di seluruh dunia, akibat Pandemi Covid-19. Banyak sektor usaha menarik rem darurat. Ada yang shifting bidang usaha, ada yang berusaha menekan pengeluaran, bahkan tak sedikit juga yang tumbang dengan mengorbankan puluhan juta pekerja yang kehilangan pekerjaannya. Terus apakah kita mesti berlarut-larut mengutuki kegelapan Pandemi ini ?Mencari jalan keluar yang baik dari setiap persoalan akibat Pandemi ini adalah pilihan yang bisa dilakukan siapa saja. Jika semua orang mau menempuh pilihan ini niscaya kita akan hidup dalam dunia yang terang benderang. Lakukan apa yang bisa dilakukan, misalnya melakukan shifting bidang usaha dari yang tadinya membuat produk konveksi dan jasa menjahit, bisa kemudian beralih jadi produsen masker. Dari yang tadinya gadget dan smartphonenya cuma digunakan untuk eksis di media sosial, merubah perilakunya dengan membuat karya tulisan, video, gambar, animasi atau apa saja yang bisa dipasarkan secara online. Saya sudah pernah menuliskan beberapa artikel yang bisa sampeyan coba, seperti artikel 'Menjual Photo di Shutterstock' atau membuat produk-produk yang pernah saya tuliskan, misalnya 'Memodifikasi Dispenser Elektrik Yang Bebas Sentuh' atau cuma pengin cara yang instan tapi lama dapet duitnya seperti artikel 'Nonton Video Lucu Dibayar Dollar di Clipclaps'.Mengutuk, mengumpat, memaki, adalah tindakan yang paling mudah dilakukan, apalagi pada saat kita berada dalam kegelapan. Tapi apakah tindakan itu ada manfaatnya? Sama sekali tidak ada, kecuali hanya menambah kegaduhan dan kesulitan. Tapi, apakah mencari jalan keluar dari setiap kerumitan itu selalu sulit? Jawabannya iya bagi mereka yang suka mengeluh pesimistis, tapi tidak bagi mereka yang tidak suka mengeluh optimistis. Belum dicoba ngerjain udah bilang susah ah....gak bisa ah...males ah. Ya sudah kembali tidur aja lagi sana....Optimis dan selalu mencoba melihat sisi positif dari segala kejadian bisa merubah kesempitan menjadi sebuah kesempatan. Contoh yang paling gampang sampeyan lihat adalah banyaknya artis-artis dan entertainer negeri ini yang kemudian berebut di celah sempit membangun Kanal Youtube-nya. Kita sama-sama paham bahwa semenjak Pandemi, dunia entertainer terpukul sedemikian hebat dan mungkin akan paling lama terimbas. Kawan lama saya yang tadinya dancer kelas internasional yang biasa melanglang buana menggelar pertunjukkan di luar negeri saat ini menganggur dan jobless. Tidak ada panggilan manggung atau sekedar menjadi penari latar pertunjukan artis lokal. Kemudian dia mencoba iseng bikin-bikin kue, lalu ditawarkan ke teman-teman terdekatnya, temannya membantu menawarkan ke teman yang lain, begitu seterusnya hingga lingkaran pemasaran produk kue-nya semakin membesar. Hingga kini dia bisa survive di tengah Pandemi ini, menunggu saatnya dunia entertain menggeliat bangun mengeluh, terutama pada saat berbicara di hadapan publik. Entah mengeluh pada keluarga, saudara atau teman sekitar sampeyan. Menurut ahli ilmu jiwa psikolog pesimisme bisa menular. Orang yang suka mengeluh di depan umum, tidak hanya buruk bagi dirinya, ia juga destruktif bagi lingkungannya. Si pengeluh bisa seperti berita kematian yang bisa menebarkan duka cita keseluruh penjuru. Atau bahkan seperti epidemi yang mudah tersebar, membuat banyak orang tertular wabah penyakit. Ketika seseorang sering mengeluh tentang apa saja awalnya akan membuat orang sekitarnya sebal mendengar keluhan dan keluhan saja setiap hari, lalu mulailah orang yang mendengar keluhan ini mengeluhkan situasinya ke temannya...begitu seterusnya sehingga lingkaran keluhan akan semakin membesar dan akhirnya semua orang menjadi pengeluh yang tanpa sesuatu, selalu berusaha untuk berbuat yang terbaik walau sekecil apa pun. Tidak perlu berbuat sesuatu yang maksimal, spektakuler dan berdampak luas. Berbuatlah sesuatu dengan kekurangan dan kelebihan yang kita punya. Jangan memaksakan diri untuk berbuat sesuatu yang kita tidak mampu melakukannya, tapi lakukanlah sesuatu yang bisa kita lakukan. Jika kita terlalu sibuk ingin berbuat sesuatu yang sempurna dan dampaknya besar seringkali akhirnya kita malah tidak jadi berbuat apa-apa...cuma rencana, rencana dan rencana tanpa implementasi. Kalo sudah begitu, hanya mimpi dan rencana saja terus apa gunanya ?Winston Churchill 1874-1965, Perdana Menteri Inggris pernah mengatakan 'The pessimist sees difficulty in every opportunity, the optimist sees the opportunity in every difficulty'. Termasuk yang manakah sampeyan saat ini, mau ikut golongan orang yang pesimistis atau optimistis? Mau menyalakan sebatang lilin, atau mau terus menerus mengutuk kegelapan?
Lebih baik menyalakan lilin daripada mengutuk It is better to light a candle than curse the darkness. Eleanor Roosevelt "First Lady" dan kolumnis dari Amerika Serikat 1884-1962
lebih baik menyalakan lilin daripada mengutuk kegelapan